Laman

Sosilisasi Advokasi dan Fasilitasi Pengurustamaan Gender (PUG) Bagi Perempuan

Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat sangat tergantung dari peran serta laki dan perempuan sebagai pelaku dan pemanfaat hasil pembangunan. Namun pada kenyataannya keterlibatan perempuan dalam pembangunan masih belum optimal bila dibandingkan dengan kaum laki-laki. Hal tersebut disampaikan Plt Setdakab Labuhanbatu H Ali Usman harahap SH mewakili Bupati, ketika membuka acara Sosialisasi Advokasi dan Fasilitasi Pengurustamaan Gender (PUG) bagi Perempuan, di Ruang Data dan Karya Kantor Bupati, Rabu (20/06-2012). Konsep Gender, ujar Ali Usman, mengacu pada peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang masih terjadi kesenjangan akibat keadaan sosial dan budaya pada masyarakat. “Kita melihat kenyataan bahwa kualitas hidup perempuan dan pemahaman masyarakat terhadap gender dan pengarusutamaan gender saat ini masih terbilang rendah. Karena itu diperlukan advokasi dan fasilitasi bagi perempuan dalam rangka integritas isu gender yang perlu menjadi perhatian dan kemudian diintegrasikan dalam unsur dan kegiatan pembangunan,” ujarnya. Timbulnya kesenjangan kualitas hidup disebabkan oleh faktor budaya dominasi laki-laki (patriarkhi) dan dampak dari berbagai produk peraturan perundang-undangan, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang bisa gender. Selain itu kualitas kesejahteraan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak juga masih jauh dari harapan. Dari faktor itu lanjut Ali Usman lagi, merupakan tanggung jawab semua pihak dalam mengurangi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan, oleh karenanya advokasi dan fasilitasi pangarusutamaan gender ini adalah wahana untuk menampung aspirasi bagi kesetaraan gender ini. Sementara itu, Kabiro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana Setdaprovsu, yang diwakili Kabag PUG Pemberdayaan Perempuan dan KB Dra. Hj Marhamah MSi sebagai Narasumber dalam paparanya menyampaikan tentang Implementasi Stategi Pengustamaan Gender Dalam pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. Disampaikanya bahwa saat ini data pilah antara laki-laki dan perempuan hampir di semua instansi dan Satuan Kerja Perangakat Daerah (SKPD), masih sangat minim. Salah satu kendala yang dihadapi untuk mengumpulkan data pilah ini adalah tidak adanya dukungan data pilah dari berbagai daerah di Indonesia. ”Inilah yang kita dorong agar masalah pengumpulan data pilah antara laki-laki dan perempuan di daerah dapat segera diselesaikan, agar dapat diketahui dimana kesenjangan terjadi. Selama ini yang baru diketahui adalah kesenjangan dalam mendapatkan lapangan pekerjaan,” jelasnya. Sebelumnya Ketua panitia Mahadi Hasibuan S.IP dalam laporannya menyampaikan kegiatan advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan ini diikuti oleh 60 orang peserta terdiri dari kepala SKPD dan para Kasubag Program seluruh Dinas, Badan dan Kantor dan dari PKK Kabupaten Labuhanbatu. Pelaksanaan kegiatan yang berlangsung selam satu hari penuh ini menghadirkan, kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Labuhanbatu, Kepala bappeda Lanuhanbatu, Kabiro Pemberdayaan Peremppuan, Anak dan KB Setdaprovsu diwakili Kabag PUG Biro PP Anak dan KB Dra.Hj Marhamah, M.Si, dan undangan lainnya. Sedangkan tujuan pelaksanaan Pengurtamaan Gender ini adalah untuk memastikan bahwa perempuan dan anak akan mendapatkan serta memperoleh hak-hak dasar dalam proses pembangunan.(MS) Teks foto : Sekdakab Labuhanbatu H Ali Usman Harahap SH ketika menyampaikan kata sambutannya pada acara Sosialisasi Advokasi dan Fasilitasi Pengurustamaan Gender (PUG) bagi Perempuan di ruang data dan karya kantor bupati. 4 File telah Dilampirkan| 1,1MB

1 komentar:

  1. pengarusutamaan gender sebagai isu untuk membangun partisiaspaktif kaum perempuan menjadi penting, mengingat wanita memegang kunci atas kualitas generasi berikutnya."Ditangan wanita bibit bangsa berproses"..hal ini patut menjadi bahan perenungan dalam penyusunan program peningkatan kapasitas kaum wanita. Kesetaraan harus dimaknai sebagai upaya mendudukkan wanita pada fitrah-nya yang sangat mulia, bukan di dasari spirit untuk menudukkan sama tinggi dengan kaum lelaki. Ini bukan tentang persaingan gender yang berujung pada kalah, menag atau imbang, tetapi ini persoalan "kolaborasi efektif" kaum lelaki dan wanita untuk membentuk kehidupan yang berkualitas....KAH???

    BalasHapus