Laman

Akses Masyarakat Labuhanbatu Terhadap Layanan Air Bersih Masih Rendah

RANTAUPRAPAT, SLR : Akses masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu cakupan layanan air bersih masih sangat rendah begitu juga kondisi sanitasi masih tergolong kurang baik. Sementara itu pertumbuhan penduduk dan perkembangan pemukiman kumuh semakin meningkat dari tahun ke tahun. Demikian dikatakan Bupati Labuhanbatu dr H Tigor Panusunan Siregar SpPD ketika memberikan arahan dan bimbingannya pada acara Visioning Workshop Program IUWASH (Lokakarya Program Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene) sektor air bersih dan sanitasi yang berlangsung di BJ Sinurat Hall Hotel Permata Land Rantauprapat, Kamis (14/3-13). Dikatakannya, air bersih dan sanitasi adalah permasalahan bersama yang tidak hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga seluruh stakeholder (pemerintah pusat, provinsi, kab/kota, masyarakat) yang segera harus dicari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Masalah air bersih dan sanitasi membutuhkan percepatan dalam penyelesaiannya, hal ini juga untuk mencapai sasaran RPJMD 2010-2014 bidang air bersih dan sanitasi, yaitu target 78,19 % pelayanan air bersih untuk daerah perkotaan dan 61,6 % untuk pedesaan pada tahun 2014. Demikian juga untuk air limbah perumahan diharapkan pada tahun 2014 tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan (BABS). Kita boleh bangga, kata Tigor, karena kabupaten Labuhanbatu bersama dengan 54 kabupaten/kota di Indonesia menjadi kota yang tepilih untuk melaksanakan program IUWASH. “Kita harapkan dengan adanya dukungan dari IUWASH ini layanan air bersih dan sanitasi dapat meningkatkan akses pelayanan sehingga akan meningkatkan derajat hidup masyarakat Labuhanbatu”, ujarnya. Tigor menegaskan, upaya percepatan pembangunan sanitasi telah dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui program percepatan pembangunan sanitasi pemukiman (PPSP) dan telah mendapat penegasan dari Direktur Pemukiman dan Perumahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Untuk itu, katanya, dapat ditindaklanjuti dengan membentuk Pokja Air Minum dab Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang anggotanya terdiri dari unsur pemerintah, LSM dan kelompok masyarakat yang konsen terhadap air bersih dan sanitasi. Sementara Ketua Panitia yang juga Asisten Ekbang dan Kesos Setdakab H Burhanuddin SH mengatakan, tujuan diselenggarakannya kegiatan visioning workshop itu adalah mensosialisasikan kondisi pelayanan air minum dan sanitasi di Labuhanbatu, mensosialisasikan target target dan kebijakan di tingkat nasional khususnya untuk pencapaian Millenium Development Goal bidang air minum dan sanitasi. Selain itu, kata Burhan, kegiatan ini juga bertujuan untuk melakukan advokasi kepada pimpinan SKPD agar lebih berkomitmen dalam pembangunan bidang air bersih dan sanitasi melalui penguatan lingkungan pendukung, termasuk kebijakan dan pendanaan. “Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah adanya komitmen dan pernyataan dari kepala pemerintah daerah dalam rangka perbaikan peningkatan program air minum dan sanitasi dalam lima tahun ke depan”, katanya, seraya menjelaskan bahwa peserta pada kegiatan itu adalah DPRD, para kepala SKPD, PKK, direktur PDAM dan IUWASH regional Sumatera Utara. Direktur PDAM Amin Prasetyo dalam paparanya menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh PDAM Tirta Bina, antara lain tingkat kebocoran cukup tinggi, kualitas dan kontinuitasnya rendah, distribusi air tidak merata, potensi pelanggan tinggi sementara pasokan rendah, peralatan yang digunakan kurang memadai, kemampuan SDM rendah, kinerja rendah, ratio karyawan dengan pelanggan tinggi, biaya operasional tinggi, beban hutang sangat besar dan investasi masih rendah. Dengan kondisi seperti itu, tambahnya, PDAM Tirta Bina membuat strategi dengan melakukan upaya penurunan tingkat kebocoran, melakukan pengawasan secara periodik terhadap sambungan air, mengoptimalkan layanan kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya, melakukan perbaikan jaringan distribusi dan pengaturan pemerataan pendistribusian air, penambahan kapasitas produksi an revitalisasi prasarana peralatan. Disamping itu, katanya, strategi yang dilakukan adalah melakukan rekrutmen pegawai secara benar, meningkatkan kapasity building staf, memberikan reward dan punishment bagi staf, reklamasi tarif pelanggan, melakukan penyesuaian tarif secara berkala, sistem penagihan yang efektif. Ir Subari perwakilan IUWASH Sumut mengatakan, IUWASH dengan pendanaan dari USAID akan membantu pemerintah meningkatkan jumlah capaian akses masyarakat untuk sektor air minum dan sanitasi. IUWASH akan bekerja dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat dan para pihak terkait lainnya. “Ini adalah salah satu bentuk perwujudan dari Kemitraan Komprehensif antara Pemerintah AS dan Pemerintah RI yang ditandatangani pada bulan November 2010 yang lalu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barack Obama”, ujarnya. Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan dari pimpinan SKPD terkait yang menyatakan dukungan dan komitmen bersama untuk mewujudkan pencapaian program air bersih dan sanitasi yang diinginkan di Labuhanbatu. Adapun kepala SKPD yang menandatangani itu antara lain Kepala BLD Romiduk Sitompul SH, Kadis Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Saiful SP, Kadis Pasar dan Kebersihan Drs Edi Gani Ginting, Kadis Cipta Karya Mas’ud ST dan Direktur PDAM Amin Prasetyo.(AR). Teks foto : Direktur PDAM Amin Prasetyo disaksikan Bupati Labuhanbatu dr H Tigor Panusunan Siregar SpPD melakukan penandatanganan dukungan dan komitmen terhadap program air bersih dan sanitasi di Labuhanbatu.

LAHAN PUSKESMAS SEI PEGANTUNGAN SELUAS TIGA RIBU METER DI GANTI RUGI TIGA JUTA RANTAU-

RANTAUPRAPAT ; SLR Lahan pembangunan puskesmas yang berada di desa Sei Pegantungan kecamatan Panai hilir seluas tiga ribu meter diganti rugi sebesar tiga juta rupiah. Hal itu dikatakan salah seorang Anggota DPRD Labuhanbatu PH, kepada SLR senin (11/3) diruangan Fraksi PDI Perjuangan. Dikatakan PH, lahan yang dijadikan untuk pembangunan puskesmas di desa Sei Pegantungan Panai Hilir telah diganti rugi sebesar tiga juta rupiah. “ sebenarnya lahan itu telah diganti rugi sebesar tiga juta rupiah kepada pemilik lahan bernama Tarmizi. Saat itu saya yang menjadi saksi dalam ganti rugi lahan itu. Dan ganti rugi lahan itu syah. Sebab, ganti rugi itu di buat di kuitansi diatas materai pada tanggal 17 september 2012,” katanya. Dijelaskan PH, bahwa dirinya tidak pernah terlibat dalam proyek pembangunan puskesmas Sei Pegantungan yang menghabiskan dana BDB tahun 2012 sebesar 2,7 Milyar. “ saya tidak pernah terlibat dalam pengerjaan peroyek puskesmas itu. Hanya saja, saya sebagi pemediasi antara pemborongnya bernama Pinpin Harahap dengan Tarmizi harap. Jadi, kalau saya dikatakan terlibat, itu tidak benar. Sebab, proyek BDB itu turun ke labuhanbatu saya yang menggiringnya,” kata PH. Sementara, Pemilik Lahan Tarmizi harahap saat dikonfirmasi mengatakan uang ganti rugi sebesar tiga juta rupiah tersebut hanya uang rokok, bukan lah uang ganti rugi lahan. “ benar ada uang tiga juta dikasih kepada saya dan saya tanda tangani di atas materai,tetapi saya tidak tahu apa isinya, karena saya tidak bisa membaca . sedangkan uang itu diberikan kepada saya hanya untuk uang rokok, bukan untuk ganti rugi tanah. Sebab, mana mungkin tanah ku seluas tiga ribu meter tiga juta. Sedangkan pasaran harga disini satu rante delapan juta,” kata Tarmizi. Sementara, salah seorang tetangga tarmizi bernama Yulizar (35) saat dihubungi mengatakan harga pasaran tanah di desa Sei pegantungan mencapai delapan juta perante. “ harga pasaran tanah disini satu rantenya mencapai delapan juta rupiah. Sebab, saya beberapa bulan yang lalu menjual tanah harga perantenya delapan juta,” kata Tarmizi. Terpisah, Kepala Dinas Pendapatan Labuhanabtu Ahmad Mufli saat dikonfirmasi terkait keberadaan alamat CV Adila Karya Abadi sebagai pihak ketiga yang mengerjakan proyek pembangunan puskesmas enngan memberikan data tersebut. “ kalau masalah itu saya tidak berani memberikan datanya. Jumpai saja SKPD yang terkait. Sebab, kalau saya kasih nanti saya yang betengkar dengan Kepala Dinasnya,” kata Mufli