Laman

Kantor Guru dan Kelas SD Negeri Sei Baru Rubuh

Kelas dan Kantor Guru SD Negeri Sei Baru Rubuh Dua Siswa Luka Berat Akibat Tertimpa Reruntuhan PANAI HILIR - Sebuah ruangan kelas dan ruangan kantor guru di SD Negeri nomor 116914, Desa Sei Baru Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu rubuh, Kamis (9/2) pagi, sekitar pukul 09.30 wib. Akibatnya, dua orang siswa mengalami luka berat karena tertimpa reruntuhan.
Rubuhnya dua ruangan berdinding papan itu diduga akibat kondisi material bangunan yang sudah lapuk dimakan usia. Seluruh tiang bangunan dua ruangan itu tumbang, sementara atap seng berterbangan hanya karena diterpa hujan disertai angin yang tidak begitu kencang. "Memang dua ruangan itu sudah hampir 19 tahun, yakni sejak tahun 1983, tidak pernah direhab atau diperbaiki, jadi wajarlah kalau bangunan itu tumbang hanya karena diterpa angin dan hujan," terang Kepala Sekolah SD Negeri 116914 Sei Baru, Azwar, Jumat (10/2) di halaman sekolah tersebut. Dikatakannya, kekhawatiran akan rubuhnya ruangan yang sudah lapuk itu sudah diantisipasinya sejak beberapa bulan yang lalu, dengan tidak lagi mempergunakan atau mengosongkan ruangan kelas dan kantor guru tersebut. "Sejak beberapa bulan yang lalu kami memang sudah tidak lagi memakai ruangan itu. Karena saya sudah menduga ruangan itu suatu waktu pasti akan tumbang karena kondisinya yang sudah lapuk. Makanya saat kejadian hanya ada dua siswa yang terkena reruntuhan," ucapnya. Diungkapkannya, sekolah negeri yang berdiri sejak tahun 1983 itu kini hanya memiliki 5 ruang kelas dan terpaksa menjadikan gudang sekolah berukuran 2 x 4 meter itu menjadi ruang kantor guru. "Sejak ruangan kelas itu tidak dipergunakan, terpaksa murid kelas dua jadwal masuk sekolahnya siang hari, karena ruang kelasnya hanya tinggal lima. Sementara para guru terpaksa menjadikan gudang sekolah sebagai kantor," ungkapnya. sejumlah rumah dinas para guru juga tampak lapuk dan butuh perehaban. "Ada tujuh orang guru yang mengajar di sekolah ini, dua diantaranya berstatus PNS dan tinggal dirumah dinas yang juga sudah lapuk itu," paparnya. Azwar berharap,selain dapat memperbaiki kelas dan kantor guru yang telah roboh itu, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu juga dapat merehab rumah dinas para guru tersebut. "Kita juga takut kalau nanti tiba-tiba rumah dinas itu juga rubuh. Makanya kita berharap agar rumah itu dapat diperbaiki," harapnya. 2 Siswa Luka Berat Tertimpa Reruntuhan Muhammad Riki (7) dan Armansyah (8),dua orang siswa kelas II SD Negeri 116914 Sei Baru tersebut mengalami luka berat akibat tertimpa reruntuhan material dua ruangan sekolah yang rubuh pada Kamis (9/2) lalu. Tiurma Br Hutabarat (39), ibu kandung Muhammad Riki, mengaku khawatir terhadap kondisi kesehatan anak ke enam dari tujuh bersaudara itu, meskipun pihak sekolah telah membawa kedua siswa yang menjadi korban tertimpa reruntuhan itu ke Puskesmas Sei Barombang, Panai Hilir. "Luka-luka di bagian kepala,di bibir, dan di bagian tubuh lainnya masih belum sembuh akibat tertimpa reruntuhan bangunan itu. Belum lagi badannya terkilir karena ditimpa kayu balok besar," ujar Tiurma saat ditemui di rumahnya di Desa Sei Sakat, Panai Hilir, Jumat (10/2). Dikatakannya, hingga kini Muhammad Riki masih shock usai peristiwa naas tersebut. Pasalnya, rubuhnya bangunan sekolah itu terjadi secara tiba-tiba saat anaknya Muhammad Riki bersama temannya Armansyah asyik bermain bola tepat di dekat bangunan yang telah lapuk tersebut. Bahkan, dari informasi sejumlah warga dilingkungan sekolah menyebutkan, Muhammad Riki sempat Tak sadarkan diri usai tertimpa reruntuhan bangunan itu. "Warga di dekat sekolah itu bilang kalau anak saya sempat teriak-teriak minta tolong karena badannya tertimpa broti, sehabis itu dia langsung pingsan Dan langsung dibawa pihak sekolah ke puskesmas," jelasnya. Solehuddin (41), seorang petani kencur, ayah kandung Muhammad Riki, mengatakan jika dirinya kali pertama mendapati kabar anaknya telah dirawat di puskesmas karena tertimpa reruntuhan bangunan milik sekolah itu dari salah seorang warga yang mendatanginya saat sedang berada diladang kencur di desa Sei Sakat, Panah Hilir. Mendapati laporan warga, dengan tergesa-gesa Solehuddin bersama istrinya Tiurma mendatangi Puskemas tempat Muhammad Riski dirawat. "Di Puskemas itu, luka anak saya diobati. Karena kata perawat anak saya sudah bisa dibawa pulang, makanya dia saya rawat di rumah," ucap Solehuddin. Hal hampir serupa disampaikan Siti (42), warga Sei Baru, Panai Hilir, ibu kandung Armansyah, yang juga menjadi korban luka akibat tertimpa reruntuhan. Dikatakannya, akibat peristiwa itu, anaknya Armansyah hingga kini belum dapat hadir ke sekolah untuk mengikuti pelajaran seperti biasa karena luka disejumlah bagian tubuhnya belum sembuh. "Terpaksalah anak saya itu tidak masuk sekolah karena luka di kepala Dan kakinya belum sembuh," ujarnya. Diharapkannya, dengan adanya peristiwa rubuhnya bangunan sekolah yang mengakibatkan dua siswa mengalami luka berat itu, pemerintah kabupaten labuhanabatu dapat segera memperbaiki bangunan sekolah yang tidak layak huni khusunya di daerah pesisir Labuhanbatu. "Karena banyak sekolah di daerah pantai ini yang kondisi bangunannya sama seperti bangunan yang rubuh di sekolah anak saya itu. Kalau keadaan itu dibiarkan, pastinya akan ada lagi siswa yang mengalami nasib yang sama seperti anak saya," ucapnya.Cr1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar