Laman

Pekerjaan Proyek Pengerasan Jalan Sei Rakyat Labuhanbatu Rampung 80 Persen

Kontraktor pengerjaan Proyek pengerasan badan jalan Sei Rakyat menuju Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah hingga ke Kecamatan Panai Hilir, Labuhanbatu terkesan mengeluh. Pasalnya, meski pengerjaan telah rampung sekira 80 persen dari total sepanjang 7 kilometer, namun pencairan dana masih terkesan jauh dari harapan. “Kita baru menerima 20 persen. Dan kontraktor sebelumnya 20 persen,” ungkap Asiong kontraktor yang mendapat kepercayaan melanjutkan pengerjaan proyek tersebut, Rabu (8/2) di Rantauprapat. Katanya, pihaknya hanya melanjutkan pekerjaan pihak PT Ambi Praja yang sebelumnya selaku pemenang tender yang dilakukan pihak ULP Labuhanbatu. “Kita melanjutkan pekerjaan PT Ambi Praja,” tambahnya. Padahal, menurut dia setelah proyek itu mereka kerjakan kwalitasnya membaik jika dibanding dengan hasil kerjaan kontraktor sebelumnya. Sebab diakuinya armada yang dimiliki PT Ambi Praja sangat minim sebagai pengangkut material tanah timbun. “Mereka minim sarana. Sedangkan kita sedikitnya mengerahkan 20 unit truk interkuler. Beberapa truk coltdiesel dan menyewa boomark (alat pemadat tanah). Tak kurang dari 40 truk perhari yang membawa material tanah timbun,” ungkapnya. Dia mengakui pekerjaan proyek yang memiliki pagu anggaran Rp12 miliar itu mengalami keterlambatan penyelesaian. Itu dikarenakan keterkendalaan faktor cuaca dan medan yang memiliki tanah 'sabun'. “Ya, terkendala penyelesaiannya karena faktor cuaca,” jelasnya. Pihak kontraktor PT Ambi Praja sebelumnya telah menghubungi beberapa pihak untuk melanjutkan pekerjaan itu. Tapi, terkesan enggan karena situasi yang ada. “Sebelumnya PT Ambi menghubungi beberapa pihak. Tapi tak bersedia melanjutkannya,” katanya. Mengenai statusnya sebagai pihak yang melanjutkan pekerjaan itu, dia terkesan tertutup. Dan menyarankan agar mempertanyakannya ke pihak Dinas Bina Marga Labuhanbatu. “Silahkan tanya ke Dinas,” ujarnya. Dan, kondisi belum dibayarkannya hasil pekerjaan proyek itu juga telah disampaikannya langsung ke Bupati Labuhanbatu. Terakhir dia hanya pasrah dengan hasil keuntungan yang akan diperoleh dari pekerjaan itu. Selebihnya, tambah dia hanya ingin mengharapkan kondisi jalan disana dapat membantu warga setempat. “Tentang untung rugi masalah belakangan. Utamanya saya bangga masyarakat gembira dengan jalan yang telah dapat dilalui. Sehingga, nilai penjualan hasil perkebunan warga meningkat,” tandasnya. Sementara itu, Bupati Labuhanbatu Tigor P Siregar ketika dikonfirmasi melalui pesan singkatnya terkait belum terbayarkannya hasil pekerjaan kontraktor tersebut terkesan enggan membalas pesan singkat yang terkirim ke ponsel pribadinya. Padahal, dalam beberapa kali kesempatan, Tigor terkesan bangga dengan hasil pekerjaan itu. Sebab, dia menilai jalan penghubung pesisir Labuhanbatu itu sudah membaik dari sebelumnya. Demikian halnya dengan Kepala Dinas Bina Marga Labuhanbatu, Safrin. Ketika dikonfirmasi alasan dilakukannya subkontak pengerjaan proyek tersebut kepada rekanan lain, terkesan enggan membalas pesan singkat yang terkirim ke ponselnya. Sebelumnya, Aliansi Masyarakat Peduli Reformasi (AMPERA) meminta semua elemen masyarakat turut mengawasi proyek pengerasan Jalan Sei Rakyat itu. Spesifikasi teknis pengerjaan proyek yang didana APBN anggaran tahun 2011 itu harus benar-benar diawasi dan diperhatikan dari unsur manipulasi. Karena menyangkut spesifikasi tehknis ini dinilai kerap dipermainkan oknum rekanan nakal untuk mencari keuntungan. “Perusahaan pememang tender pun perlu ditelusuri apakah pernah masuk daftar black list. Maka harus diawasi secara ketat untuk meningkatkan kwalitas isfrastruktur jalan di Labuhanbatu,” kata Isa Anshari Ketua Ampera kepada wartawan beberapa waktu lalu. Menurutnya, dugaan kwalitas infrastruktur jalan rendah hingga nantainya mengakibatkan badan jalan cepat rusak. Sehingga, pengawasan pembangunan jalan itu harus dilakukan sejak rekanan memulai pengerjaan. “Sebenarnya saat inilah pengawasan itu dilakukan lebih ketat, ketimbang setelah siap baru diawasai tak seberapa lagi manfaatnya,”ujarnya. Menurutnya pengerjaan pengerasan jalan itu semestinya memiliki ketebalan 75 cm. Selain itu lebar badan jalan yang ditimbun diduga mengalami perbedaan dari proyek sebelumnya. Yakni, dari lebar 8 meter pada TA 2010, di TA 2011 menjadi 6 meter. Serta, material tanah timbunan juga terjadi perubahan dari tahun sebelumnya. Keterangan poto: Pengerasan – Bupati Labuhanbatu membanggakan hasil pengerasan badan jalan penghubung kecamatan Panai Hulu menuju Panai Hilir. Tapi, kontraktor hanya dibayar 20 persen dari nilai pagu anggaran (medanbisnis/fajardameharahap)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar