Laman

Labuhanbatu Perkuat Pendidikan Berkarakter Melalui Pendidikan

Banyak yang mengatakan bahwa Indonesia telah kehilangan karakternya sebagai bangsa yang santun, ramah dan memiliki rasa cinta tanah air yang kuat. Saat ini banyak kita lihat tawuran antar pelajar, antar mahasiswa dan tawuran antar kampung. “Saya menilai kita tidak hanya kehilangan karakter, tetapi lebih tepat dikatakan kita tidak kenal lagi karakter itu dan tidak kenal lagi jati diri bangsa kita sendiri”, kata Bupati Labuhanbatu dr H Tigor Panusunan Siregar SpPD ketika memberikan ceramah umum pada dihadapan 35 orang peserta Latihan Kader II (intermediate training) Tingkat Regional Sumatera Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Labuhanbatu Raya, di Balai Diklat BKD, Jalan Iwan Maksum Rantauprapat, Kamis (7/6-12) sore. Tigor menambahkan, tawuran yang terjadi antar mahasiswa sebagai gambaran bahwa di tingkat anak-anak muda yang memiliki intelektual juga telah terjadi pergeseran nilai. Memang, kata Tigor, pada usia muda menurut ilmu kedokteran masanya memproduksi hormon yang menimbulkan agresifitas yang menggebu-gebu. Sifat agresifitas ini bisa dikontrol oleh kemampuan intelektual, tapi kenyataannya sekarang seorang inteklektual bisa melakukan agresifitas yang tidak terkontrol. “Inilah yang kita disebut kehilangan kerakter, kalau ini terjadi berlarut-larut akan kemana bangsa ini dibawa”, kata Tigor bertanya. Menurut Tigor jati diri kita sejak demokrasi terbuka athun 1998 telah melenceng dari cita-cita berdemokrasi yang sesungguhnya. Kita tidak lagi mau menerima perbedaan pendapat, dalam menyampaikan pendapat selalu mengedepankan keinginannya tanpa mengindahkan sopan santun. “Sesungguhnya jati diri itu adalah orang yang memiliki karakter yang menghargai perbedaan, tegas, menguasai diri, terampil, peka dan bertanggungjawab”, ujarnya. Penguasaan diri hanya bisa kalau kita mempunyai wawasan tentang keilmuan. Orang berilmu biasanya, dapat menguasai diri, tahu kapan dia marah, kapan dia melakukan keputusan, kapan harus melakukan tindakan dan kapan harus diam. “Ilmu seperti ini tidak akan didapati di bangku kuliah, kecuali kalau kita mengikuti pelatihan Latihan Kader seperti ini”, katanya. Terkait dengan pendidikan berkarakter di Labuhanbatu, Tigor menuturkan, bahwa Pemkab Labuhanbatu telah memasukkan kurikulum pendidikan karakter di tingkat SLTA. Walau begitu, ungkapnya, sejak SD anak-anak harus sudah diajarkan bagaimana berkata santun kepada orang lain, bagaimana harus antri, tidak membuang sampah sembarangan dan tahu menggunakan WC. “Kita harus mulai dari kecil-kecil untuk menggapai yang lebih besar”, tambahnya. Dijelaskannya juga, bahwa karakter itu tidak bisa diciptakan secara instan, tetapi dapat dirasakan 20 tahun yang akan datang. “Oleh sebab itu saat ini kata lakukan pendidikan karakter baru akan kita tuai hasilnya 20 tahun yang akan datang”, katanya. Tigor mengakui bahwa ada yang hilang dari dunia pendidikan kita, yakni hilangnya pelajaran budi pekerti seperti di era tahun 50-70-an. Jadi, katanya, tidak mengherankan saat ini kita menuai hasil berupa anak-anak yang bringas, tidak tahu sopan santun, mengedepankan kelompok dan tidak menghargai pendapat orang lain. Latihan Kader II itu juga diikuti HMI dari Asahan, Tanjung Balai, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Labura, Labusel, Paluta, Palas dan Labuhanbatus sebagai tuan rumah. Latihan Kader II itu dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 1-7 Juni 2012.(AR).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar